Cari Blog Ini

Minggu, 22 Mei 2011

Rindu yang Tak Pernah Hilang

 Disaat berjarak sungguh tak dapat berpijak, kepada telinganya ingin membisikkan sesuatu. Kata yang penuh arti, panggilan sayang dan balasan penuh dengan kemanjaan. Sungguh malam yang tenang jika tidak ada lagi gangguan dari sang penghubung dengan sinyal kuat, tak putus-putus. Kasih di balas sayang menjadi kasih sayang, apakah sempurna? ya lebih cocok dengan proses kesempurnaan, walau benar-benar tidak bisa sempurna. Sungguh rindu dengan pandangannya, sungguh rindu dengan cara bicaranya yang manja.  Secara logika, pertemuanku tak begitu susah dan sering terjadi, tetapi rindu memakan sisa-sisa waktu yang tak dapat kumiliki. Dahsyat bukan, jika aku memiliki rasa (rindu) tersebut. 

Tidak pernah berbohong, jika selalu ingin menaruh jari-jariku di sela jari-jarinya setiap waktu, setiap saat. Dalam persoalan juga, sekalipun tak pernah ingin memaksakan sesuatu bahkan tekanan untuk merubah apa yang ada pada dirinya. Jujur, aku sangat cinta dengan apa yang dimilikinya, apapun itu. Mulai dari sikapnya yang bebas ekspresi, sampai menunjukkan tubuh yang sedang kehabisan tenaganya. Sungguh menakjubkan memilikinya, apa mau di kata sejujurnya cuma kata tersebut yang pantas ku ucapkan. 

Saat melihat matanya bibirnya selalu bergerak ke atas yang mengartikan senyuman, melihat senyumnya membuat saya lebih gila untuk melupakan hal-hal yang menjadi beban. Sampai rumah, seperti orang yang sedang di hipnotis (senyum-senyum menuju anak tangga yang menyusun ke kamar tidur). Saat di kamar tidur inilah kegiatan yang tak terlupakan, ....(to be continued)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar